buku
Image and video hosting by TinyPic

SYAIR BERDARAH


Diatas belantara belantara hutanku yang meranggas.
Dipuncak gunung gunung merapiku yang meradang.
Aku bersanjak lewat sederet syair.
Aku ingin meneriakkan gemaku keseluruh pelosok negeri.
Dari desa desa terpencil hingga kedalam gorong gorong ditengah kota.

Inilah syair syair para pesakitan....
Inilah jeritan amarah kaum kaum yang dianggap pecundang...
Dari mata kemata...
Dari mulut kemulut..,kutembang syair ini sebagai ikrar kaum jelata yang tidak pernah merasakan keadilan dinegeri ini.

Inilah syair yang kutembang...
Sebagai wakil dari mereka yang dikorbankan karena politik kotor.
Inilah syair yang dibekukan dari mulut pecundang...yang tidak pernah diteriakan karena terberangus oleh penculikan.
Syair yang tersungkur ditengah jalan karena dihadang peluru peluru nyasar.
Syair yang dibungkam ditengah protes jalanan.

Syairku adalah syair kejadian yang berdarah darah...
Yang menjadi saksi jatuhnya korban korban kekuasaan.
Yang dilecehkan oleh penguasa dagelan.
Inilah syair syair yang bernyanyi dikuping kuping yang tuli.
Syair syair yang menonjok para perusak negara.
Dan syair syair yang ingin meludahi wajah wajah penguasa.

Dengarlah syair kaum pinggiran ini...
Memang cuma sebuah syair...
Tapi siapa tahu..,ini percikan kecil yang mungkin bisa membakar sebuah REVOLUSI.
Meskipun syair ini harus berdarah darah.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Puisi dengan judul SYAIR BERDARAH. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://zulbook.blogspot.com/2013/02/syair-berdarah.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown - Sunday 24 February 2013

Belum ada komentar untuk "SYAIR BERDARAH"

Post a Comment